“aku selalu bahagia saat hujan turun karna aku dapat mengenangmu untukku sendiri” (utopia)
Hujan membangkitkan kenangan-kenangan indahku tentang Al-Ir dan isinya..
Hari ini (21April2011), sepulang dari SMK2 SKA pukul 16.10, dari langit kulihat rintik gerimis menghiasi temaram senja. Gerimis membuat permukaan jalan membentuk motif-motif tak beraturan. Setelah kupastikan isi tasku selamat, kulangkahkan tekadku menerjang gerimis dengan atasan mantel. Kulajukan si Mumu pelan sambil kunikmati syahdunya gerimis nan indah di penglihatanku. Tiba-tiba kuteringat,,, aku pernah menemui hujan yang indah di senja nya Al-Ir. Terbayang saat sore-sore menanti hujan reda di emperan kelas 2A. Aku, Yanik dan mom Reni menyaksikan segerombolan anak-anak yang bermain-main dengan hujan. Hanif, Arista, Achlam, Ibtisam, Fahmi dll. Hmmmm.. Ingin rasanya berbaur hujan-hujanan bersama mereka. Tapi tak mungkinlah,,, jaim katanya Mom Reni. Guru gitu loh. Hehehehe......
Jeprat jepret dengan kamera pun berlangsung tanpa komando. Aku inget bener, aku berharap hujan sore itu tak segera berhenti, aku ingin berlama-lama karna belum tentu ku akan dapati suasana indah itu. Saat itu aku menyadari keberadaanku di Al-Ir takkan lama lagi (di penghujung akhir bulan Februari_saat yanik akan pergi ke Sleman).
Tanpa terasa aku sampai di bangjo disperindag. Lampu merahnya menyala, namun kubelokkan si Mumu ke kiri , (siapa to si Mumu???? iku lho motorku) kulewati hokben, tempat “the power puff girls” coba2 menu paket 10ribu.... ahahaha...inget itu pengen ketawa, 10ribu plus aqua kecil 4ribu. Langsung bolong deh tuh kantong (idenya nisa ki....haruse nisa ganti rugi, ckakakakaka).
Sampai di bunderan Monumen Pers ku belokkan si Mumu ke kanan lurus melewati bakso alex. Wah jadi inget makan bakso bareng bu Aida dan bu Dina di sana. Kulanjutkan lewat Nonongan bermaksud ke Mac Mohan. Sayang hujan deras tururn. Mendadak kuubah rencanaku, aku harus pulang karena hujan semakin deras,,,. Inginku mampir saja di warung bakso baturono sambil menunggu hujannya biar sedikit reda, tapi kuurungkan karena baturono banjir, kubelokkan saja si Mumu ke arah utara, arah Kustati. Hmmm....jadi inget, saat jajan bakso baturono ma Nisa and Bu Naim, peristiwa itu berujung pada ketersesatanku di kampung semanggi. Gara2nya nisa nyepeda balap,,, aku ketinggalan, kehilangan jejak dan nyasar entah kemana,, padahal dompet isi uang dan Hpku dibawa bu Naim. Bu Naimnya bonceng Nisa,,, bensinku hampir habis, hujan lagi. Wah,,, bener2 deh... (awal bulan Desember menjelang pernikahan Bu Anni di Solo, Yanik lagi berjuang di Sleman).
Aku melaju ke utara melewati kustati... jadi inget juga, di suatu hari saat hujan-hujan sehabis les sore,,, aku, Nisa, bunda Lilis, Ust. Muttaqin, Pak Jay, Pak Kus dan Pak Wandi ke kustati bareng2 jenguk istrinya ustad Taufik yang lagi sakit.
Kulanjutkan perjalananku. Aku belok ke arah timur tepat di perempatan dekat rumah Kak Amani. Wa......ternyata airnya juga tinggi. Nyiprat deh.... basah sudah semua. Kubelok lagi ke arah Semanggi jalan pom Bensin,, lewat sate warung sate kambing tempat aku, Nisa, Bu Dina, Bu Naim, Bu Fuah dan Yanik pernah jajan bareng2 (Nisa lagi nih yang merekomendasikan, urusan kuliner, Nisa jagonya... qiqiqiqiqiqi. Peace ya Nis!)
Tiba-tiba aku inget, jalan depan SMA MTA pasti banjir!!!! Wah, aku langsung aja belok kiri, ke arah rumahnya pipik,, kuyakin aku bisa sampai mojo dengan menyelinap gang kecil dan gak kena banjir. Wah, aneh bin ajaib,, ternyata malah jalannya parah dan banjire kira2 udah 20 cm. Aku belok ke selatan di perempatan rumah pipik,,, terus ke selatan wahhhhhh....... si Mumu “MLEPHEK” tepat 1 perempatan selatan rumahnya Pipik aku terhenti,,,,,, (banjirnya belum terlalu tinggi). Aku pun berteduh, membetulkan sepedaku. Kulihat di sekeliling jalan, banjir semua,,, sepedaku gak bisa idup lagi. Aku pikir “Ya Alloh, hujan kali ini nggak indah untukku.” Setelah sekian lama, akhirnya ku calling Pipik. Datanglah ia berjalan kaki dengan mengenakan mantol,,, dituntunnya sepedaku, aku malah ngikuti dari belakang. (Baik banget Pipik, yang punya motor aku, tapi Pipik yang nuntun,,hehehehe Pipik pasti GR nih). Banjirnya semakin tinggi udah sebetis. Aku Shock... kog banjir semua kayak gini. Pipik malah ketawa2 liat kebingunganku. Yang heboh lagi sempet2nya Pipik nuntun si Mumu sambil ngaca trus bilang “Bu, aku cantik ya nek kehujanan” hahahahahahaha.... Pipik...Pipik... Lucu sekali kau.
“Pik, desamu ngeri banget Pik banjir gini.” dengan polosnya kutanya pada Pipik (ngaku2 polos, hehehe)
“hahaha,,,ngenyek banget ig, ini tanah kelahiranku lho”jawab Pipik.
“Lah masa kamu mau ke tokomu depan rumahmu yo banjir ngene ki.” Kutanya lagi penuh dengan rasa “NGGUMUN”.
“hehehehe biasa wae Bu, ayo jajan dulu sambil nunggu airnya surut.” Ajak Pipik setelah memarkirkan si Mumu.
“Jajan kemana? Udah sore aku mau pulang jam berapa?ngko piye maghrib-ane?”
“Bentar lagi surut Bu, tenang aja.”
Akhirnya kuikuti saja maunya Pipik. Dengan tas masih di punggung, mantel atasan masih terpakai dan helm masih menempel di kepala bak seorang astronot jadi-jadian, aku dan Pipik menuju warung Hik,, aku melihat banyak anak2 maen-maen denga air banjir, ciprat-cipratan, grujukan nggak peduli itu air apa. Kayak di pantai aja. Kelihatannya seneng banget. Aku tetep aja “nggumun”.
Di warung Hik banyak makanan... hehehehehe... laper juga jadinya. Akhirnya aku, Pipik dan Alya maem makanan dan gorengan. Kami bertiga duduk di dingklik. Lucu sekali di bawahnya kaki kita tergenang air. Hehehehe. Geli. Eh, jajanannya ada pepes Tuna juga lho. Jadi inget aku, Bu Naim, Nisa dan Yanik suka beli pepes Tuna.
Setelah selesai kita pun balik lagi ke rumah Pipik. Bener kata Pipik, air mulai surut.
“Tu kan Bu, aire surut, perutnya kenyang, bisa pulang” Pipik pun mengambil motorku dan menghidupkannya.
“Pik, Lha kok aire yang selatan sana masih tinggi Pik, ngko nek pitku mati meneh piye?”
Pipik akhirnya memboncengkanku sampai deket jembatan Mojo. Wendy membuntuti kami dari belakang. Aku pun pulang. Pipik berboncengan dengan Wendy untuk pulang. Terima kasih banyak Pipik, terima kasih banyak Wendy. “Ini kebanjiran yang indah.”
Ya Alloh, hujan kali ini tetap indah untukku....
Hujan juga mengingatkanku pada serentetan peristiwa menjelang manasik haji.
Mulai dari aku, yanik dan nisa ke bursa Al-Qowam beli baju kembar untuk manasik haji. (Kita ngrayu2 penjualnya biar dikasih harga murah,,, dasar ibu-ibu! Pulangnya kita kehujanan tapi mampir dulu makan bakso dan mie ayam di kasmaran, hahahaha).
Juga saat aku bikin Co-Card guru untuk manasik haji, hari Sabtu, 8 Januari 2011. Aku ditemani Bu Naim dan Bu Aida. Tapi Bu Aida pulang duluan dan tinggallah aku dengan bu Naim. Aku inget banget, saat itu kantor masih di sebelah barat. Bu Naim SD chatingan dengan Bu Naim TK Al-Ir pake lepi dan modemku, sedang aku ngetik dan ngeprint cocard. Hujan deras turun di luar,,, laper euy.. Bu Naim pun calling penjual bakso depan. Kita pun makan Bakso. Makasih bu Naim udah nemenin aku saat itu!
Tak ketinggalan saat Manasik Haji. Di pagi yang cerah, Sabtu tanggal 15 Januari 2011, siap-siap berangkat. Eh, gerimis turun...... gerimis yang indah. Gerimis yang menyambut semangat anak-anak Al-Ir . Ada aku, Nisa, Yanik, Bu Nunik, Bu Im, Bu Naim, Bu Anni, Ustadz Ikmal, Ustadz Abu Dzar, Ustadz Muttaqin, Ustadz Taufik, Ustadz Syafi’i, Pak Hendra, Pak Kus,. Sayang bu Jamilah gak bisa ikut.
Hujan juga mengingatkanku pada bu Anni, saat makan bakso di warung depan Al-Ir,,, hari Kamis, 20 Januari 2011, jam 2. Hujan datang selesai kita makan bakso. (Kat biyen kog temane bakso). Hehehehe. Banyak pengalaman yang beliau ceritakan tentang masa kuliahnya. Hmmmm...sangat inspiratif. Terima kasih Bu Anni... Hujan hari itu juga menahanku di sekolah, sampai aku jadi tahu kegiatan Pramuka di Al-Ir untuk yang pertama kali. Ada Ustadz Muttaqin, Ustadz Syafi’i dan pak Hendra, ada Nisa, Dek Avil dan Dek Rida juga. Aku malah di kantor dengan Bunda Lilis. Bunda Lilis juga berbagi cerita inspiratif. Terima kasih bunda Lilis....... senangnya bersahabat dengan orang-orang yang lebih tua,,, banyak memetik “pengalaman”. Pramuka hari itu membuatku ikut di wide game bersma anak2 di hari Kamis tgl 27 Januari 2011.
Hujan yang lain, Alloh mempertemukan aku dan Nisa dengan Pak Aswin dan istrinya di depan Embarkasi sewaktu kami pulang dari Boyolali. Hehehehe misteri kaos kaki. Bunda Lilis, Nisa: tak akan kuulangi kaos kakinya.. :-D
Hujan yang lain lagi di pagi hari di Al-ir,,, mantolku kembar sama Bu Afni dan Bu Aida. Hihihi..
Banyak hujan saat di Al-Ir, tentu saja ada Pak Wandi, Pak Din, Pak Amin, Pak Yunus, Pak Nurdin, Pak Nugroho dan Kak Nisa, Bu Ida, Miss Novi, Tya, dek Reni, Bu Kus, Mbok Tri dan Pak Di
Dan HUJAN pun,,,,, akan selalu indah.............
To Be Continued........
~Fafa Fathurrohma, 21042011~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar